Kamis, 30 April 2015

ISSN 2356-0878 Vol.02, No.03, April 2015



ANALISA ASPEK-ASPEK PENILAIAN DALAM PENENTUAN KAWASAN PRIORITAS PENANGANAN PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DENGAN METODE AHP
(ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

Citra Mayasari

Program Studi Magister Teknik Sipil, Manajemen Proyek Konstruksi
Universitas Katolik Parahyangan

Abstrak
Beragamnya masalah lingkungan permukiman yang timbul di Indonesia terutama pada kawasan perkotaan seperti kepadatan, kekumuhan dan ketidakteraturanpermukiman disebabkan oleh berbagai faktor antara lain tingginya laju pertumbuhan penduduk, keterbelakangan dan kemiskinan serta terbatasnya ruang kota. Hal inilah yang menjadi dasar dilakukannya suatu penataan terhadap kawasan lingkungan permukiman untuk menciptakan kondisi lingkungan permukiman yang lebih baik, sehat,layak huni dan sesuai dengan pengaturan tata ruang kota.Mengingat terbatasnya dana pemerintah dan banyaknya kawasan yang membutuhkan penataan lingkungan permukiman serta tingginyaminat pemda dan masyarakat untuk merencanakan dan menata kembali kawasannya, maka perlu dilakukan penentuan kawasan prioritas yang akan menjadi kawasan utama penanganan penataan lingkungan permukiman nantinya agar penataan lingkungan permukiman tepat sasaran dan sesuai dengan yang diharapkan. Analisa ini dilakukan melalui kajian studi literatur dan survei kuesioner terhadap 10 responden yang ada kompetensinya terhadap topik yang dibahas. Metode yang digunakan dalam analisa ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP merupakan metode yang cukup representatif dalam membantu proses pengambilan keputusan yang diambil berdasarkan kriteria-kriteria yang teruji.
Elemen kriteria/aspek-aspek dalam penentuan kawasan prioritas terlebih dahulu disusun untuk selanjutnya diberikan pembobotan yang dikumpulkan dari seluruh responden. Hasil analisis aspek-aspek penilaian menunjukkan bahwa aspektingkat pendapatan masyarakat (mencerminkan jumlah warga miskin) menjadi kriteria/aspek terpenting penilaian (15,56%), dilanjutkan dengan fasilitas sarana dan prasarana lingkungan meliputi: jalan, air bersih, persampahan, sistem sanitasi dan ruang terbuka hijau (13,78%), tingkat kepadatan penduduk (13,33%), tingkat kepadatan penduduk (11,11%), peraturan/komitmen pemerintah yang mendukung pembangunan (10,89%), kesesuaian peruntukan hunian (10,67%), kesesuaian bentuk bangunan dan jenis bangunan (9,11%), tingkat pendidikan masyarakat penghuni (8,67%) dan yang menjadi kriteria/aspek terakhir adalah kegiatan masyarakat penghuni (6,89%).

Kata kunci: AHP, kawasan prioritas, penataan lingkungan permukiman


ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN PENGHUNI TERHADAP KUALITAS HUNIAN
DI RUSUNAWA KOTA BEKASI

Edi Krisna Priambodo

Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi,
Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

ABSTRAK
Rusunawa sebaiknya memenuhi standar dan kriteria layak huni agar tercipta keamanan dan kenyamanan penghuninya, misalnya dari sisi kesehatan, keamanan, cukup ruangan, dan cukup akses. Pembangunan rusunawa bisa dikatakan berhasil apabila penghuninya merasa puas tinggal di dalamnya dan bisa berkembang dalam meningkatkan kondisi sosial ekonominya. Tentu tidak mudah untuk mewujudkan Rusunawa dengan kriteria yang layak huni dan juga mendapatkan tingkat kepuasan yang tinggi dari penghuninya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan penghuni Rusunawa Bekasi Jaya Kota Bekasi. Kepuasan terhadap bangunan Rusunawa apakah cukup layak bagi penghuninya, kinerja pengelola dalam mempertahankan kualitas hunian agar tetap layak huni,  juga guna mengetahui kebutuhan dan harapan penghuni Rusunawa agar menjadi masukan untuk perbaikan dan peningkatan program Rusunawa selanjutnya yang dapat bermanfaat dan sesuai dengan apa yang diharapkan juga sangat dibutuhkan  bagi masyarakat dalam hal ini penghuni Rusunawa.
Hasil pengukuran korelasi tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan penghuni terhadap kualitas hunian Rusunawa Bekasi dengan menggunakan analisis statistik korelasi Spearman Rank, didapat  koefisien p (rho) = 0,71. Dari tabel terlihat bahwa untuk responden (n)  sebanyak 43 pada taraf kesalahan 5% diperoleh angka 0,254 dan untuk 1% diperoleh angka 0,359. Hasil rho hitung ternyata lebih besar dari rho tabel baik taraf 5% maupun 1%. Hal ini berarti terdapat kesesuaian yang nyata/signifikan antara tingkat kepuasan dengan tingkat kepentingan kebutuhan penghuni. Pada penelitian ini mendapatkan hasil 42% menyatakan puas, 35% menyatakan cukup puas dan 23% menyatakan tidak puas. Hasil ini memberikan gambaran bahwa kualitas hunian yang terdapat di Rusunawa Bekasi pada dasarnya cukup baik. Mungkin di karenakan belum cukup lama usia dari bangunan Rusunawa tersebut.

Kata kunci – tingkat kepuasan, rusunawa, spearman rank


Pemilihan Lokasi Tempat Evakuasi Sementara (T.E.S.) Menggunakan Perpaduan Metode AHP Dan TOPSIS, Di Kabupaten Lombok Tengah

Medy Juliana

Program Magister Manajemen Proyek Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Abstrak
                Indonesia mempunyai potensi rawan bencana yang cukup tinggi  sepanjang waktu. Daerah pada Zona B (meliputi Busur Sunda yang terdiri dari Pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa dan Sumba), mempunyai kontribusi kejadian tsunami terhadap seluruh Indonesia sebesar 10,09%. Berdasarkan permasalahan diatas, maka pemerintah bermaksud untuk melakukan tindakan penanggulangan bencana tsunami, dengan mendirikan bangunan Tempat Evakuasi Sementara (TES) di Kabupaten Lombok Tengah. Namun persoalan berikutnya adalah, bagaimana menentukan lokasi TES yang tepat, agar bangunan TES tersebut dapat bermanfaat seluas-luasnya bagi masyarakat banyak. Penelitian ini akan mengkaji tentang penerapan metode MCDM (Multiple Criteria Decision Making) dalam pemilihan lokasi Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang berdasarkan pada beberapa kriteria, dengan menggunakan perpaduan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan TOPSIS (Technique For Orders Reference by Similaruty to Ideal Solution). Tujuan penelitian  ini adalah untuk mengetahui peringkat faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pemilihan lokasi Tempat Evakuasi Sementara (TES), dan melakukan pemilihan lokasi TES dengan menggunakan metode yang bersifat ilmiah. Berdasarkan hasil pemeringkatan dari tiga alternatif lokasi diperoleh hasil bahwa lokasi 1 merupakan alternatif yang terbaik untuk dipilih. Hal ini dikarenakan para responden menyatakan bahwa jarak optimal dari bibir pantai merupakan kriteria yang paling berpengaruh dalam menentukan lokasi TES. Dalam penelitian ini data kriteria yang dikaji dalam pemilihan lokasi TES masih sangat terbatas.Untuk itu, diharapkan penelitian ini dapat membuka pemikiran terhadap pengembangan penelitian lanjutan lain yang masih mengandung keterkaitan dengan permasalahan ini. Dengan demikian, proses pemilihan lokasi Tempat Evakuasi Sementara (TES) dapat dilakukan dengan metode dan kriteria yang lebih mendetail.

Keywords : Tsunami, Tempat Evakuasi Sementara (TES), AHP, TOPSIS.


KAJIAN TINGKAT KEPENTINGAN-KEPUASAN PENGHUNI RUSUNAWA ITB JATINANGOR-SUMEDANG
DENGAN METODE IPA
  
Rudi Eko Setiadi
  
Mahasiswa Magister Teknik Ssipil, Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi
Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

ABSTRAK

Untuk dapat mengetahui tingkat kepuasan pelanggan pada Rusunawa ITB Jatinangor, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan, maka diperlukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan agar dapat mewujutkan mutu rusunawa yang baik.
Penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Data yang didapat dianalisis dengan Importance Performance Analysis untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan pelanggan terhadap suatu pelayanan dengan cara mengukur tingkat kepentingan serta kepuasannya.Lima indikator dalam rusunawa yang mendapat tingkat kepentingan tertinggi adalah ketersediaan air bersih, ventilasi udara, ketersedian listrik, ketersediaan sanitasi, keamanan dan keselamatan penggunaan tangga darurat. Lima indikator dalam rusunawa yang mendapat tingkat kepuasan tertinggi adalah ketersediaan pakir bersama, ketersedian listrik, dan ketersedian tempat peribatan, lantai, dan ketersediaan air bersih.Hasil klasifikasi indikator dengan IPA sesuai dengan indikator-indikator yang berada pada kuadran I (tingkat kepentingan tinggi tetapi tingkat kepuasan rendah) adalah indikator yang harus menjadi prioritas utama untuk diperbaiki, yaitu : pencahayaan ruangan, ventilasi udara, pelayanan perawatan gedung (garansi), keselamatan jalur evakuasi bencana, angkutan umum di lokasi rusunawa, jarak rusunawa ke tempat aktifitas, rumah sakit, dan pasar/swalayan.CSI sebesar 72% yang berarti penghuni rusunawa ITB Jatinangor dapat dikatakan puas dengan kondisi rusun.

Kata Kunci :tingkat kepentingan-kepuasan penghuni rusunuwa, IPA, CSI.


KENDALA-KENDALA DALAM MENERAPKAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN

Asri Afriliany Surbakti

Jurusan Teknik Sipil – Universitas Katolik Parahyangan Bandung

ABSTRAK
                Berita mengenai pemanasan global telah menjadi berita yang mendunia saat ini. Kenaikan suhu rata-rata dari bumi yang mengakibatkan pemanasan global. Dimana peningkatan suhu rata-rata bumi salah satunya berasal dari industri konstruksi. Untuk menangani peningkatan suhu bumi yang diakibatkan oleh industri konstruksi yang semakin berkembang, maka diterapkan prinsip konstruksi berkelanjutan yang disebut dengan green construction. Walaupun penerapan green construction berdampak positif bagi lingkungan, namun masih jarang green construction diterapkan pada proyek konstruksi, termasuk proyek bangunan gedung tinggi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apa yang menjadi kendala kontraktor sehingga green construction belum sepenuhnya diterapkan di Kota Medan. Penulis menemukan delapan kendala-kendala umum yang terjadi dalam menerapkan green construction dari berbagai sumber. Dengan metode pengolahan data menggunakan statistik untuk mengetahui nilai rata-rata dan varians dari kendala-kendala untuk menerapkan green construction, yang kemudian dibuat ranking untuk setiap kendala tersebut, maka ditemukanlah kendala yang paling besar adalah kurangnya sosialisasi mengenai penerapan green construction.

KATA KUNCI:  Green construction, kendala-kendala green construction, pemanasan global, bangunan tingkat tinggi

ABSTRACT
            News about global warming has become a global news at the present time. The increase in the average temperature of the earth causes global warming. One of increases in the average temperature of the earth comes from the construction industry. To deal with the increase in temperature of the earth caused by the incresed of construction industry is by applying  the principles of sustainable construction which is called it as green construction. Although the application of green construction has positive impact on the environment, but still rarely applied to the construction project,  including high building level. This study was aimed to find out the obstacles faced by contractor causing  green construction has not been fully implemented in Medan  city. The writer found eight common obstacles that occurred in implementing green construction from various sources. By data  processing using statistical methods to determine the average value and variances of the obstacles to implement  green construction, which then by making the ranking for each of these obstables, it was found that the biggest obstacle was the lack of socialization regarding the application of green construction.

Key Words: Green Construction, obstacles in green construction,  global  warming, high rise building.


ANALISA PEMILIHAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN LINGKUNGAN PROGRAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN
  
Eko Priyo Prastyo

Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi,
Program Pasca Sarjana Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

ABSTRAK
Kegiatan pembangunan infrastruktur pada program PNPM-Mandiri Perkotaan didasari oleh bentuk partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan penganggaran kegiatan pembangunan, yang mana aktivitasnya lebih tepat guna dan efisien. Pembangunan infrastruktur jalan menjadi salah satu pilihan dari masyarakat penerima program, hal ini dikarenakan infrastruktur jalan dianggap dapat membantu perubahan bagi kehidupan sosial serta perekonomian warga. Didasari oleh hal inilah maka diperlukan sebuah solusi untuk membantu pemerintah melalui program PNPM Mandiri Perkotaan dalam menentukan jenis perkerasan jalan yang tepat guna dan efesien.
Pada umumnya konstruksi perkerasan jalan ada tiga jenis, yaitu perkerasan jalan aspal, beton, dan conblock. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan jenis perkerasan jalan lingkungan yang akan digunakan dengan menggunakan kriteria yang didapat. Untuk menentukan urutan prioritas, digunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Adapun kriteria-kriteria yang berpengaruh dalam penentuan urutan prioritas jenis konstruksi perkerasan jalan lingkungan adalah kriteria biaya, daya tahan, kemudahan, dan kenyamanan. Urutan prioritas ditentukan berdasarkan jumlah bobot gabungan hasil pembobotan, kriteria, sub kriteria dan alternatif keputusan dalam pemilihan jenis perkerasan jalan lingkungan.
                Berdasarkan metode AHP maka urutan prioritas dalam penentuan jenis konstruksi perkerasan jalan lingkungan Program PNPM Mandiri Perkotaan dari bobot yang tertinggi sampai bobot yang terendah, yaitu konstruksi perkerasan jalan aspal dengan bobot 0,164 dengan urutan pertama, urutan kedua konstruksi perkerasan jalan beton dengan bobot 0,128, dan untuk urutan ketiga konstruksi perkerasan jalan conblock dengan bobot 0,090.

Kata Kunci        : Pemilihan perkerasan jalan lingkungan, Analytical Hierarchy Process (AHP), Urutan prioritas.

Kajian Intrusi Air Laut pada Akuifer Air Tanah di Daerah Belawan

Delima Panjaitan1 dan Johannes Tarigan2 Abdul Rauf3 Esther Sorta Mauli Nababan4

1Mahasiswa Program Doktor Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan SPs
Universitas Sumatera Utara
2Guru Besar Program Doktor Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara  
3Guru Besar Program Doktor Fakultas Pertanian Sumatera Utara
4Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
  
Abstrak
Akhir-akhir ini penggunaan air tanah semakin meningkat, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan pemanfaatan air tanah yang berlebihan dapat mengakibatkan terjadinya intrusi air laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Penyebaran intrusi air laut dan faktor-faktor  yang mempengaruhi terjadinya intrusi air laut di daerah penelitian.
Pengambilan sample dilakukan dengan purposive sampling sebanyak 20 sampel air sumur, kemudian dilakukan analisis kimia terhadap sampel tersebut yang mencakup parameter Cl-, HCO3 CO3= dan DHL. Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat intrusi air laut adalah metode “Chlorida Bicarbonat Ratio”. Sedangkan untuk menentukan klassifikasi jenis air dilakukan berdasarkan konsentrasi Chlorida dan daya hantar listri (DHL). Pengumpulan Data  dilakukan dengan observasi dan dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa air yang terdapat pada akuifer dalam  merupakan jenis air tanah yang diklassifikasikan sebagai air tanah tawar atau  belum dipengaruhi oleh air laut. Untuk air tanah pada akuifer dangkal diklasifikasikan sebagai jenis air payau dan sudah  terintrusi air laut. Di daerah peneilitian faktor yang mempengaruhi intrusi air laut berdasarkan analisis overlay peta adalah faktor geologi, jarak dari garis pantai, kepadatan penduduk dan penggunaan lahan.

Kata kunci :  air tanah, akifer, intrusi air laut.
KAJIAN TEKNIS GEOMETRI JALAN ANGKUT BATUBARA
PADA TAMBANG  BATUBARA DI PT. TAMBANG BUKIT TAMBI
JOB SITE PADANG KELAPO KECAMATAN MARO SEBO ULU KABUPATEN BATANGHARI
PROVINSI JAMBI

Saloom Hilton Siahaan, ST, MT

Dosen Teknik Pertambangan
Institut Sains Dan Teknologi T.D Pardede

Kegiatan pengangkutan batubara dari lokasi penambangan (pit) ke Stockpile PT. Tambang Bukit Tambi menggunakan Dump Truck Nissan CWM 330 SERIES dengan jarak angkut 4.618 meter. Operasi pengangkutan memegang peranan yang sangat penting. Keamanan dan kelancaran operasi pengangkutan tidak pernah lepas dari interaksi antara jalan angkut dan alat angkut itu sendiri. Geometri jalan angkut batubara yang menghubungkan lokasi penambangan (Pit) menuju stockpile PT. Tambang Bukit Tambi belum memenuhi syarat jalan angkut tambang yang baik. Oleh karena itu di lakukan pengkajian terhadap geometri jalan angkut batubara dan perawatan saluran penirisan di tepi jalan angkut batubara yang menghubungkan lokasi penambangan (Pit) menuju stockpile PT. Tambang Bukit Tambi untuk keamanan dan kelancaran operasi pengangkutan.
Spesifikasi alat angkut terlebar yaitu Dump Truck Nissan CWM 330 SERIES dengan lebar 2.49 meter diperoleh lebar jalan angkut minimum untuk dua jalur pada jalan lurus yaitu 9 meter dan pada jalan tikungan yaitu 15 meter. Superelevasi atau kemiringan pada tikungan adalah 0,60 m. Cross slope sebesar 18 cm. Grade jalan yang mampu di atasi oleh Dump Truck Nissan CWM 330 SERIES sebesar  11,883 %. Daya dukung tanah pada jalan angkut batubara 6.000 lb/ft2 yaitu lempung pasiran, sementara beban maksimal yang melintas terhadap badan jalan 16.000 lb/ft2, untuk itu sangat perlu proses pemadatan jalan angkut yang lebih dan menambah material keras untuk meningkatkan daya dukung tanah terhadap beban yang melintas terhadapnya. Tahanan gulir setelah dilakukan perawatan jalan berdasarkan tabel 3.11 sebesar 65 lb/ton yaitu kuat dengan permukaan fleksibel, terawat baik.
Klasifikasi jalan berdasarkan kondisi jalan dapat dikelompokkan sebagai jalan kolektor yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpulan dan pembagian dengan ciri-ciri merupakan perjalanan jarak dekat dengan kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk dibatasi. Data curah hujan dari bulan 1 sampai bulan 9 tahun 2014 dengan curah hujan rata-rata 220.55 mm dan hari hujan 9 hari.

Kata Kunci : Kajian Teknis Geometri Jalan Angkut Batubara.


PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Indra Kelana Jaya

Dosen Manajemen Informatika ISTP
  
ABSTRAK
Pemilihan Mahasiswa Berprestasi merujuk pada kinerja individu mahasiswa memenuhi kriteria pemilihan dengan menggunakan beberapa macam unsur. Penilaian mencakup unsur prestasi akademik (Indeks Prestasi Kumulatif-IPK), karya tulis ilmiah, kegiatan ko dan ekstrakurikuler, kemampuan berbahasa Inggris, dan kepribadian. Pemilihan mahasiswa berprestasi yang layak akan mendapatkan fasilitas beasiswa dalam skripsi ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP adalah metode penentuan bobot berpasangan dari setiap kriteria-kriteria. Metode AHP ini menggunakan skala prioritas, untuk menyelesaikan pemilihan mahasiswa berprestasi dalam mendapatkan fasilitas beasiswa. Program yang dibuat dalam skripsi ini dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan.

Kata Kunci : analytical hierarchy process, sistem pendukung keputusan, skala prioritas, bobot berpasangan


TINJAUAN BAHAN KAYU PADA LANTAI KAMAR MANDI
DI HOTEL BUTIK GEULIS BANDUNG

Liesbeth Aritonang


Dosen Tetap DIII Desain Interior,
Institut Sains dan Teknologi TD.Pardede, Medan

ABSTRAK

Bahan kayu merupakan bahan alami yang dapat dengan mudah dibentuk sesuai keinginan, memiliki tekstur unik, akan tetapi kekuatan bahan terbatas. Bahan kayu sangat tergantung pada proses pengeringan, selain usia asal pohon itu sendiri, pengaruh lingkungan geografis, sampai tingkat kelembaban suarut ruangan. Penggunaan bahan kayu pada konstruksi bangunan semakin jarang ditemukan, tetapi pada penelitian ini bahan kayu dalam bentuk parquet ditemukan sebagai penutup lantai kamar mandi kering, yang ditemukan pada Hotel Butik dan Kafe Geulis di jalan Ir. H. Juanda 129, Dago, Bandung yang bertemakan Victorian style. Pada penulisan ini akan diuraikan keunikan bahan kayu itu sendiri, khususnya pada perancangan Desain Interior suatu ruangan, akan tetapi untung rugi bila peletakkan kurang tepat, sehingga akan menimbulkan masalah yang perlu diperhatikan, baik secara umum pada penggunaan bahan kayu di ruangan yang memiliki tingkat kelembaban tinggi serta perhatian akan maintenance yang tinggi oleh pihak pengelola Hotel Butik Geulis.


Kerwords: bahan kayu, parquet, kamar mandi, kamar mandi kering, Victorian stye, kelembaban tinggi.


PENYUSUNAN MODEL KOMPETENSI UNTUK PELAKSANA JABATAN
PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA

Indira Ruth Septarini

Dosen Manajemen Informatika ISTP

Pendekatan pengelolaan SDM klasik yang mengukur kemampuan dan pengetahuan akademis pekerja terbukti tidak dapat memprediksi performansi kerja seseorang dan seringkali bias pada perbedaan jenis kelamin, suku maupun strata sosial-ekonomi. Salah satu metode yang digunakan dalam pengelolaan sumber daya manusia adalah sistem pengelolaan sumber daya manusia berbasis kompetensi. Metode atau pendekatan kompetensi ini dapat mengurangi kelemahan-kelemahan dan bias yang terjadi pada pendekatan sumber daya manusia klasik. Dalam penelitian ini disusun model kompetensi jabatan untuk jabatan manajerial di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara karena manajer merupakan decision maker dan leader serta motivator perusahaan. Penyusunan model kompentensi ditujukan untuk lima jabatan yaitu manager keuangan, teknik, niaga, perencanaan, dan SDM dengan menggunakan variabel yang mengacu kepada kompetensi Spencer & Spencer. Pengolahan data dilakukan dengan uji validitas, uji reliabilitas, pengurutan dan pengelompokan data, verifikasi dan penentuan level kompentensi dan pengembangan model kompetensi. Model kompetensi jabatan ini diharapkan dapat lebih memotivasi karyawan dalam peningkatan kinerjanya.

Kata Kunci : kompetensi, spencer & spencer, kinerja, model kompetensi












































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar